Menteri ESDM Sudirman Said menuturkan, dengan Prepres ini maka nelayan kecil bisa menggunakan elpiji. Nelayan kecil juga bisa meningkat kesejahteraannya karena penggunaan elpiji ini mampu mengurangi hingga 70 persen pemakaian bahan bakar.
“Nelayan kita bisa menggunakan elpiji yang selama ini tidak ada dasar hukumnya. Tapi dengan Perpres ini, nelayan akan mendapatkan bahan bakar lebih murah. Sehingga, dapat meningkatkan pendapatan nelayan,” kata Sudirman, di Jakarta, Kamis (10/9).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja menjelaskan, dengan adanya Perpres ini maka nelayan kecil bisa mengakses bahan bakar lebih mudah.
“Cukup mencari ke warung-warung, tidak perlu ke SPBU,” ucap Wiratmaja.
Dia menuturkan, penggunaan LPG oleh para nelayan kecil bisa menghemat biaya bahan bakar antara 50 persen hingga 60 persen. Bahkan, kata Wiratmaja, penghematannya bisa mencapai 70 persen.
“Di pilot project kami, penghematan bahan bakar antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000. Kalau sebulan sekitar Rp 1,5 juta, itu angka yang sangat besar bagi nelayan kecil,” ungkapnya.

Rangkaian motor perahu nelayan yang sudah menggunakan konverter kit Amin Ben Gas. (Dokumentasi Amin Ben Gas)
Namun Wiratmaja menyayangkan, konverter kit yang diproduksi oleh produsen dalam negeri belum memenuhi Standar Nasional Industri (SNI). Padahal kebutuhan konverter yang rencananya akan disediakan pemerintah cukup banyak.
Pemerintah akan menyediakan sekitar 50.000 paket konverter kit. Angka ini pun masih belum mencakup bagi seluruh nelayan kecil dengan kapal di bawah 5 gross tonage (GT) yang diperkirakan mencapai 600.000 nelayan.
“Dengan Perpres ini, nanti akan ada dasar hukum spesifikasi yang harus dipenuhi oleh produsen. Itu yang akan mempercepat program itu berjalan,” tambahnya.
Sementara itu, PT Pertamina (persero) dalam waktu dekat meluncurkan elpiji varian berat baru, melengkapi dua jenis elpiji yang selama ini diproduksi, yakni jenis 3 kg yang bersubsidi dan 12 kg yang tidak disubsidi.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan, elpiji varian baru untuk memberikan pilihan kepada masyarakat. Untuk itu, Pertamina sedang mempersiapkan infrastrukturnya.
Menurut rencana, Pertamina mengeluarkan elpiji berat baru ini bulan depan (Oktober). Dwi mengaku tak mau kesan pertama di masyarakat bahwa elpiji jenis baru ini jelek.
Dwi menyebutkan. investasi untuk memproduksi elpiji varian baru ini relatif tidak besar karena Pertamina hanya perlu menyiapkan tabung. Meski begittu, Dwi tak mau memberitahukan angka pasti investasi itu.
Dalam kesempatan terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan tidak bisa menjamin harga elpiji 12 kg bakal menjadi mahal atau tidak saat elpiji ukuran baru muncul. Dia beralasan, harga gas masih ditentukan oleh perhitungan Saudi Aramco.
“Harga gas mengacu kepada Saudi Aramco,” tandasnya di Jakarta, Kamis (10/9)
Wianda memaparkan harga gas selalu fluktuatif mengikuti harga acuan gas dunia. Selama harga gas tidak ada gejolak perubahan, maka harga elpiji untuk rumah tangga dan industri masih sesuai dengan daya beli masyarakat.
Sumber : suara karya